Senin, 13 Maret 2017

TIPS DAN TRIK DALAM LOMBA DEBAT



TIPS DAN TRIK DALAM LOMBA DEBAT

·         DEFINISI
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan
·         HAKIKAT DEBAT
Banyak orang yang salah kaprah mengenai debat. Debat bukanlah bagaimana anda dapat mematahkan statement dari lawan anda. Hal itu hanya merupakan sebagian kecil dari debat. Debat yang sebenarnya adalah bagaimana cara kita (debater) untuk membuat orang lain (juri) terpengaruh dan setuju dengan argumen apa yang kita sampaikan
Ketika kita ingin tahu seseorang merupakan debater yang baik atau tidak, kita harus melihat bagaimana caranya dia untuk mempersuasi orang lain dan juga meyakini bahwa apa yang dikatakannya adalah benar, bukan membuktikan bahwa apa kata lawannya salah. Karena dengan meyakini orang lain bahwa argumen kita adalah benar, maka secara langsung kita telah mematahkan argumen dari lawan kita.
·         METODE
Agar debat efektif, terdapat metoda terbaik yang perlu diterapkan di dalam debat, yaitu teknik Logika dan Dialektika. Untuk menggunakan teknik Logika, diperlukan pemahaman dan keterampilan di dalam menggunakan ilmu logika. Untuk menggunakan dialektika, diperlukan pemahaman dan keterampilan di dalam teknik bertanya. dalam hal ini, debat dilakukan dengan cara menentukan Penanya (T) dan penjawab (T). dan dapat dilakukan saling bergantian.
·         SISTEM DEBAT ASIAN PARLEMENTARY
A.    Mosi Debat
Mosi adalah topik atau judul perdebatan yang akan diargumentasikan.
B.     Tim
Dalam sistem parlemen asia, terdapat 2 tim yang saling berlawanan dalam satu pertandingan yang masing-masing terdiri dari 3 pembicara
C.     Waktu Pidato
Setiap pembicara disediakan waktu 7 menit 20 detik untuk memberikan pidato. Satu orang dari setiap pihak  PRO dan KONTRA  diberikan waktu 4 menit untuk memberikan sebuah pidato jawaban (reply speech). Tugas pembicara yang menyampaikan pidato jawaban adalah menyampaikan pidato dengan menggunakan sudut pandang juri, mengapa timnya harus menang.
D.    Kriteria Penjurian
Sistem ini dinilai oleh sebuah panel juri yang beranggotakan 3 orang (direkomendasikan) atau lebih berdasarkan criteria berikut:
1)      Matter (40) – mengenai substansi debat, argument dan bukti-bukti yang disajikan, penalaran logis, dan penyampaian argument.
2)      Manner (40) – gaya penyampaian pidato, keahlian persuasi, dan tindakan peserta
3)      Method (20) – respon yang dinamik dari debat dan kesesuaian dari prinsip-prinsip debat
E.     Ada  Dua Tim yang bertanding :
Setiap tim terdiri dari 3 orang, sebagai berikut :
Tim PRO :
1.      Pembicara pertama, membuka debat, mendefinisikan mosi, dan memaparkan argument
2.      Pembicara kedua, menyanggah pembicara pertama dari tim negative, menguatkan argument pembicara pertama tim positif dan memaparkan argument
3.      Pembicara ketiga, menjawab  sanggahan dari tim negative dan merangkum argument-argumen tim positif

Tim KONTRA:

1.      Pembicara pertama, merespon argument dari pembicara pertama tim positif, memaparkan argument. Boleh menolak definisi jika definisi yang dijelaskan tim positif tidak masuk akal.
2.      Pembicara kedua, menyanggah pembicara kedua dari tim positif, menguatkan argument pembicara pertama tim negatif dan memaparkan argument
3.      Pembicara ketiga, menjawab  sanggahan dari tim positif dan merangkum argument-argumen tim negatif

Alokasi Waktu
Setiap pembicara diberi waktu rata-rata 5 -7 menit untuk menyampaikan argumennya. Satu pembicara dari masing-masing tim (pembicara pertama atau kedua) diberi tiga menit untuk menyampaikan reply speech.
Urutan pembicara:
1.      Pembicara pertama tim PRO
2.      Pembicara pertama tim KONTRA
3.      Pembicara kedua tim PRO
4.      Pembicara kedua tim KONTRA
5.      Pembicara ketiga tim PRO
6.      Pembicara ketiga tim KONTRA
7.      Reply speaker tim PRO
8.      Reply speaker tim KONTRA
                Selama debat berlangsung, tim lawan boleh mengajukan interupsi setelah satu menit pertama sampai menit keempat. Interupsi dapat diterima atau ditolak oleh pembicara. Selama reply speech tidak boleh ada interupsi.

TIPS JITU DALAM DEBAT
1. Jangan terlihat gugup maupun grogi
                Hal ini sangat penting, mengingat ketika anda mulai gugup maka sesungguhnya secara tidak sadar, anda telah membuat lawan anda menjadi di atas angin dan posisi anda menjadi tertekan. Hal ini berlaku sebaliknya juga, ketika anda terlihat sangat rileks, maka anda telah menaruh tekanan pada lawan anda. Hal ini berlaku untuk sebelum maupun pada saat debat berlangsung. Apalagi pada saat berdebat,  ketika dalam posisi yang terdesak sekalipun, tetap pasang tampang PD dan yakin. Sehingga walaupun argumen kita masih kurang baik dibandingkan lawan, namun kita masih dapat mempengaruhi juri untuk mempercayai argumen kita.
2. Menatap ke juri, bukan ke lawan
                Hal ini sangat penting, karena kebanyakan debater selalu memandang ke lawan. Padahal lawan anda tidak dapat membuat anda menang, mereka justru akan mengalahkan anda. Pandanglah ke juri, mereka yang memberi penilaian untuk anda. Persuasikan argumen anda untuk juri dan bukan untuk lawan anda.
3. Jangan Menyerang
                Bukan cara yang baik apabila Anda dengan ribut mengatakan kepada lawan bahwa ia salah – sebagai gantinya anda harus menunjukkan bahwa dia salah dengan menggunakan sanggahan-sanggahan yang baik.  Menyebut bahwa lawan Anda salah hanya membuat lawan tertekan sehingga semakin menolak argumen kita.  Itu merupakan sebuah komentar yang subjektif.  Sederhanalah dalam berdebat dan tunjukan keinginan baik Anda. Sikap itu tidak hanya akan membuat Anda kelihatan baik jika anda menang, tapi akan menunjukkan bahwa Anda adalah lawan yang pantas sekali pun Anda kalah.

3. Penentuan posisi tim
                Dalam asian parlimentery digunakan 3 orang pembicara (1st, 2nd, 3rd), dimana ketiganya mempunyai peran yang vital namun berbeda satu dengan yang lainnya. Saran saya berdasarkan pengalaman, orang yang paling berpengalaman (paling hebat) di dalam tim, lebih baik ditaruh di 2nd speaker. Karena dalam posisi ini, seorang debater dapat melakukan argumen baru sekaligus mematahkan argumen lawan/rebattle (hal ini khususnya untuk tim pro). Kemudian anggota yang terlemah biasanya akan ditaruh di 3rd speaker, karena 3rd speaker hanya bertugas untuk merebattle atau mematahkan statement lawan saja dan ia tidak dapat dijadikan reply speech. Untuk mengetahui siapa yang hebat atau kurang, hanya bisa diketahui ketika kita berlatih. Biasanya yang lebih agresif dapat dijadikan 1st atau 2nd speaker.
4. Pergunakan waktu sebaik mungkin
                Banyak sekali saya jumpai di dalam kompetisi debat, seorang debater tidak mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin. Biasanya waktu yang diberikan untuk
setiap orang adalah 3-4 menit dan biasanya pantia akan memberikan ketukan untuk tiap-tiap menitnya. Otomatis, jika kita menggunakan waktu 4 menit, kita baru akan menyimpulkan argumen kita setidaknya setelah waktu menunjukkan tinggal 1 menit lagi. Jangan sampai kita berhenti di 3 menit kurang, karena hal itu sesungguhnya menunjukkan bahwa kita tidak siap untuk berdebat. Cara mengulur-ulur waktu bisa dengan memperlambat tempo maupun mengulang argumen dari pembicara sebelumnya untuk menguatkan argumen kita.

5. Jangan emosi
                Penting sekali! Debat bukanlah adu otot leher. Tidak perlu sampai berlebihan dalam memberikan statement. Justru ketika kita emosi, disitulah letak titik kelemahan kita. Kita tahu sendirikan, kalau orang emosi biasanya sudah tidak dpat dikontrol akan apa yang ingin disampaikan. Inlah terget empuk saya sebenarnya, karena pasti ketika kita menghadapi orang yang emosi, maka akan banyak keslahan yang akan dibuatnya. So stay cool.... Pernah liat Obama dan Mc Cain berdebat?? Keren banget, tanpa emosi yang berlebihan sedikitpun
6. Tunjukkan hal-hal yang mendasar
                Ketika adu argumentasi, kedua belah pihak perlu untuk bersepakat untuk memulai debat dengan membahas kebenaran-kebenaran dasar – jika tidak, debat tidak bisa berlangsung dengan baik, karena arah perdebatan menjadi tidak menentu.  Sebagai contoh adalah perdebatan bertema agama. Peserta debat harus sama-sama mengakui bahwa Tuhan itu ada, kalau tidak perdebatan tidak bisa dilanjutkan, karena akan memperbanyak poin-poin perdebatan. Semakin kecil ruang lingkup perdebatan, semakin mudah diikuti oleh audiens dan semakin singkat waktu dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan.
7. Kembali ke Pokok Materi
                Ketika lawan Anda mulai kehabisan argumen, dia akan berusaha beralih ke topik yang lain – dengan demikian dia berharap Anda terpancing untuk lari dari topik sebelumnya dan membahas hal baru yang mungkin akan mengacaukan Anda.  Ketika ini terjadi, jangan teperdaya, segera kembali ke topik yang asli dengan segera.  Jangan memberi kesempatan kepada lawan Anda untuk lari ke topik-topik yang lain (tak peduli bagaimana pun usahanya untuk mencoba) sampai Anda memenangkan topik itu.
8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
                Ini disebut “metoda sokratik”.  Ketika lawan mengemukakan sebuah “fakta”– periksa lebih dalam fakta tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan kekurangan-kekurangannya. Biasanya digunakan  pertanyaan-pertanyaan seperti: “Dapatkah Anda memberi saya satu contoh?”, “Cara lain untuk melihat hal itu adalah …,apakah cara ini masuk akal menurut Anda?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan semakin menuntun lawan Anda kepada kebenarannya – dan jika mereka jujur, mereka akan menyetujuinya.  Sayangnya dalam banyak debat yang sering terjadi adalah respon kemarahan karena lawan Anda menganggap Anda sedang “berusaha bermuslihat” kepadanya.  Tapi jangan khawatir karena hal itu pertanda kemenangan Anda sudah dekat
                .
9. Kenalilah fakta-fakta yang Anda ajukan
                Jangan mengatakan bahwa sesuatu itu “benar” kecuali jika Anda benar-benar mengetahuinya –itu disiapkan untuk membuktikannya jika perlu.  Anda akan mudah diserang kalau argumentasi Anda mengambang.  Anda tidak usah berdebat kalau Anda tidak bisa mengajukan fakta-fakta dan menguasai keseluruhan informasinya. Apabila lawan Anda ternyata lebih mengetahui kebenarannya, Anda akan “dibantainya”

7 komentar: